Salah satu teman saya asal Jerman berkata, "Kalau kamu ke Italia, kamu harus makan gelato. Pokoknya harus." Ini membuat saya berpikir, apa bedanya sih dengan gelato di Jakarta?
Beberapa bulan kemudian, saya mendapat kesempatan mengunjungi beberapa negara di Eropa. Tentu pesan teman saya tersebut tidak saya lupakan, makan gelato!
Di berbagai tempat yang saya kunjungi mulai dari Paris, Barcelona, sampai tentu saja Italia, tak sulit menemukan penjual gelato. Harga es krim tersebut di area yang ramai turis mulai dari 2 euro untuk satu sendok.
Meski gelato adalah bahasa Italia untuk es krim, banyak yang mengatakan keduanya berbeda. Gelato dianggap lebih ringan karena memiliki kandungan lemak susu yang lebih sedikit ketimbang es krim pabrikan. Hmm, yang jelas gelato memang menjadi sajian yang menarik sekaligus menggoda untuk dicoba.
Di area sekitar Duomo, Milan, Italia, saya menemukan satu toko yang khusus menjual gelato. Karena banyak orang yang memadati, secara otomatis saya juga tertarik untuk masuk.
Di toko ini saya terlebih dahulu diminta untuk memilih cokelat cair yang akan diisi ke dalam contong (apakah coklat putih, dsb). Setelah itu saya baru memilih rasa yang diinginkan. Sebagai penutup, saya bisa memilih topping apa yang diinginkan sebagai pelengkap.
Rasa es krim yang lembut dan manis langsung membuat saya tersenyum ketika mencicipinya. Jika terlalu manis, campur dengan gigitan contong yang sedikit lebih pahit. Jangan terlalu lama menghabiskannya. Karena teksturnya yang lebih ringan, gelato memang lebih mudah cair jika terkena panas tubuh dari tangan.
www.yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar